Review: Sepotong Hati Yang Baru karya Tere Liye


Judul : Sepotong Hati yang Baru

Penulis : Tere Liye
Penerbit : Mahaka Publishing
Terbit : 2012
Tebal : 206 halaman









Kita hanya punya sepotong hati, bukan? Satu-satunya.

Lantas bagaimana kalau hati itu terluka? 
Disakiti justeru oleh orang yang kita cintai? 
Aduh, apakah kita bisa mengobatinya? 
Apakah luka itu bisa pulih, tanpa bekas? 
Atau jangan-jangan, kita harus menggantinya dengan sepotong hati yang baru? 

Semoga datanglah pemahaman baik itu. Bahwa semua pengalaman cinta dan perasaan adalah spesial. Sama spesialnya dengan milik kita, tidak peduli sesederhana apapun itu, sepanjang dibungkus dengan pemahaman-pemahaman baik.



*********

Ini adalah karya Tere Liye yang pertama kali saya baca. Ini pun sekaligus menjadi kali pertama saya mencoba untuk mereview buku. Sebenarnya sudah lama saya mengetahui nama penulis tersebut dan tertarik untuk membaca karya-karyanya yang sebagian besar merupakan best seller. Tetapi baru sekarang saya sempat membacanya.
Awalnya saya mengira kalau Sepotong hati yang baru ini adalah sebuah novel, tapi ternyata kumpulan cerita. Menurut saya cover buku ini simple tapi menarik. Menggambarkan hati yang terluka. Dan cerita-cerita dalam buku ini pun memang lebih menitik beratkan pada kisah patah hati.

Penulis mengemas kisah patah hati dalam sebuah percintaan dengan berbagai latar dan konflik yang beragam. Mulai dari cerita klise yang sering kita temui, bahkan mungkin kita alami sendiri, sejarah, sampai cerita cinta dalam legenda yang tidak pernah kadaluarsa dimakan waktu.

Dan yang paling saya suka dari buku ini adalah, penulis selalu menyisipkan pesan dari setiap cerita. Selalu ada hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari masing-masing kisah patah hati yang disajikan dalam buku ini.Kita bisa belajar tentang kepercayaan dalam sebuah hubungan dari kisah Rama dan Shinta. Tentang ketulusan hati dari kisah cinta Sie sie. Tentang pengorbanan cinta dari kisah Sampek dan Engtay Dan pelajaran-pelajaran lain dari kisah lainya dalam buku ini. Walaupun saya sendiri sempat merasa kesulitan saat membaca cerita Itje Noerbaja dan Kang Djalil, karena di sini penulis menggunakan ejaan lama.

Secara keseluruhan kumpulan cerita ini layak untuk dibaca, khususnya bagi mereka yang sedang patah hati. Meskipun banyak yang berpendapat bahwa buku ini lebih cocok dibaca oleh remaja, tapi bagi saya buku ini layak dibaca oleh siapa saja yang masih bisa merasakan cinta dan patah hati. Karena pada kenyataannya orang dewasa pun masih sering merasa galau, ke-GR-an dengan sikap lawan jenis, menilai kecantikan dan ketampanan hanya dari fisik, merasakan keraguan terhadap pasangan, dsb. Barangkali cerita-cerita dalam novel ini bisa sedikit membesarkan hati yang sedang patah. Dan memberi pemahaman tentang hakikat cinta. Serta lebih bisa menata hati dan pikiran terutama dalam urusan cinta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: No Place Like Home

Review: Blue Heaven Karya Mahir Pradana