Review: Doa Pengubah Takdir Karya Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)
Judul : Doa Pengubah Takdir
Penulis : Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)
Editor : Emsoe Abdurrahman
Desainer/Layouter : Agus Anwar
Editor : Emsoe Abdurrahman
Desainer/Layouter : Agus Anwar
Penerbit : Emqies Publishing
Tahun : 2016
ISBN : 978-602-0814-22-3
Tiada kata seindah doa. Dialah untaian harapan seorang hamba kepada Rabb-nya. Dengan doa, seseorang bisa meraih aneka kebaikan: limpahan rezeki, solusi atas segala masalah, kebersihan hati, tajamnya pikiran, dijauhkan dari musibah, dan didapatkannya surga.ISBN : 978-602-0814-22-3
Namun demikian, doa “hanyalah” media penghubung antara seorang hamba dengan Rabbnya. Dia tidak banyak gunanya apabila kita tidak terampil “menggunakannya”. Maka, ada sejumlah hal yang membuat doa kita ijabah. Satu diantaranya memahami doa yang kita panjatkan. Bagaimana bisa kita meminta kepada Allah, akan tetapi kita tidak paham apa yang kita ucapkan?
*********
Buku ini berisi dua bagian:
Bagian 1 - Ada Apa dengan Doa?
Pada bab ini, Aa gym menjelaskan tentang kedudukan manusia dan Allah SWT alasan mengapa kita harus berdoa kedudukan dan kekuatan doa, adab dan cara berdoa yang baik, hal-hal yang bisa mempercepat dan menghambat ijabah-nya doa, serta bentuk ijabah-nya doa.
Bagian 2 – Makna di Balik Doa
Pada bab ini dipaparkan beberapa doa terpenting yang perlu kita panjatkan, dan diantaranya merupakan doa terbaik, doa teragung yang diabadikan dalam Al-Quran, dan doa yang paling sering dipanjatkan oleh Rasulullah Saw. Misalnya, doa memohon ditetapkan iman, memohon kesabaran, memohon agar menjadi ahli syukur, memohon petunjuk dan dibukakan hikmah, memohon ampunan dan perlindungan. Dan, tentu saja disertai juga dengan penjelasan makna yang terkandung dalam doa-doa tersebut. Dalam penjelasannya pun ditambahkan pula dengan beberapa kisah para Nabi dan para sahabat Rasulullah, serta beberapa contoh kecil dalam kehidupan kita sehari-hari.
Buku ini memberikan pemahaman baru tentang hakikat doa yang sesungguhnya. Doa bukan sekedar meminta, tapi merupakan bentuk penghambaan kita sebagai manusia kepada Allah Swt. sebagai Sang Khalik. Sebuah pengakuan bahwa kita ini sebenarnya makhuk yang lemah, bodoh, miskin, hina, dan tidak berdaya. Hanya Allahlah yang Mahaagung, Maha Memiliki dan berkuasa atas segala-galanya. Dan Allahlah sebaik-baik pendengar dan pemberi pertolongan.
Harus diakui bahwa sulit sekali bagi kita, khususnya bagi saya pribadi untuk benar-benar menyandarkan dan menggantungkan segala urusan hanya kepada Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam buku ini, sering kali lisan kita memanjatkan doa kepada Allah Swt., tapi hati dan pikiran kita lebih tertuju pada yang lain. Saat menghadapi masalah kita lebih sering mendahulukan curhat kepada manusia daripada kepada Allah. Padahal hasilnya akan sangat berbeda.
"Curhat kepada manusia akan menambah masalah. Curhat kepada Allah akan menyelesaikan masalah, melahirkan ketenangan, dan menambah pahala."
“Aku segala doa, kesalahan, dan kelemahan diri . . .” sedangkan yang dimaksud mungkin, “Akui segala dosa, kesalahan, dan kelemahan diri . . . “
Selain itu, banyak juga penggunaan kata yang tidak konsisten, seperti penggunaan kata ganti orang ketiga untuk Nabi dan Rasul. Dalam buku ini kadang menggunakan kata ganti "beliau", tapi kadang juga menggunakan kata ganti "dia".
Allah itu Mahamendengar, maka curhatlah kepada-Nya!
Allah itu Mahamemberi, maka mintalah kepada-Nya!
Allah itu Mahapenyayang, maka bermanja-manjalah kepada-Nya!
Allah itu Mahadekat, maka bersandarlah hanya kepada-Nya!
Berdoalah, niscaya takdir akan berubah menjadi lebih baik.
Komentar
Posting Komentar