Review: Rumah Tangga Karya Fahd Pahdepie

Judul : Rumah Tangga
Penulis : Fahd Pahdepie
Editor : Gita Romadhona
Editor akhir : Ayuning
Desain sampul : Indra Fauzi 
Penerbit : PandaMedia
Tahun : 2015 (cetakan kesembilan, 2016)
Tebal : 286
ISBN : 979-780-813-0






Cinta itu karunia, kita diberi meski tidak meminta. Tetapi "mencintai" adalah perkara lainnya, kan? Ia selalu membutuhkan usaha, kita yang mencari, lalu harus menemukannya sendiri. Maka, bagiku, mencintaimu adalah berhenti mengandaikan semua hal baik yang tak ada dalam dirimu sekaligus memaafkan semua hal buruk yang ada dalam dirimu. Demikianlah caraku menemukan cinta dalam dirimu. Barangkali, cinta memang sederhana, sesederhana senyummu saat membaca kalimat-kalimat yang tengah kamu baca ini; semoga cukup sederhana. (hlm. 16)

*********

Ketika melihat judul buku ini, mungkin kebanyakan pembaca akan mengira buku ini merupakan fiksi romantis nan dramatis, atau sebuah buku yang berisi nasihat-nasihat dalam membangun biduk rumah tangga yang harmonis, seperti pada buku-buku pernikahan pada umumnya. Tapi ternyata, dalam buku ini Fahd Pahdepie justru berusaha mengemas nasihat dan pelajaran tentang pernikahan dalam sebuah cerita nyata. Dalam buku ini, kita akan melihat prespektif Fahd Pahdepie mengenai kehidupan rumah tangga berdasarkan sudut pandang beliau sebagai seorang pria, anak, suami, kakak, dan ayah.

Saya rasa buku ini semacam diary pribadi penulis tentang keluarganya. Dan untuk kesekian kalinya, Fahd menulis buku dengan konsep yang tidak beraturan, tapi "berisi", sama dengan buku-buku beliau sebelumnya. Buku ini tidak hanya berisi kumpulan cerita nyata rumah tangganya, tapi juga terdapat puisi, surat untuk istri, adik, dan anaknya, serta berbagi pendapat beliau tentang segala hal yang bekaitan dengan rumah tangga.

Penulis menceritakan kisah cintanya dengan istrinya, Rizqa; mulai dari akad nikah sampai akhirnya mereka memiliki anak ke dua, lengkap dengan konflik dan keresahan yang harus mereka hadapi. Sesekali flash back pada cerita sebelum mereka menikah, dan juga sedikit cerita tentang kisah cinta kedua orangtuanya. Tidak lupa juga menyelipkan kisah cinta Rasulullah dan para sahabat, serta cerita-cerita lain yang memberi banyak pelajaran bagi kita. Dalam buku ini, penulis juga megungkapkan pandangannya tentang peran suami dan istri, tentang wanita karier vs istri penuh waktu, bahkan pandangan beliau mengenai poligami pun dipaparkan dalam buku ini. 

Saya rasa "Rumah Tangga" memang judul yang pas untuk tulisan dalam buku ini. Sederhana tapi bermakna luas. Karena tidak hanya menceritakan tentang kisah romantis Kang Fahd dan Teh Rizqa dalam menjalani kehidupan sebagai suami-istri, tapi lebih dari itu, buku ini membahas tentang semua orang yang terlibat dalam rumah tangga beserta persoalannya.

Sebenarnya saya tidak menemukan konflik yang berarti dari kisah Kang Fahd dan Teh Rizqa. Cerita yang disajikan cenderung datar, tapi karena kepiawaian penulis, saya tetap bisa merasa penasaran dan tertarik untuk tetap membaca setiap cerita demi cerita dalam buku ini. Sedangkan dari segi keromantisan, saya rasa tidak kurang, tapi juga tidak terkesan berlebihan, mungkin karena ditulis berdasarkan kisah nyata dan dekat dengan kehidupan kita.

Buku ini mengingatkan saya pada salah satu tulisan Fahd Pahdepie, yang pada saat itu masih menggunakan nama Fahd Djibran dalam buku A Cat in My Eyes: "Kisah cinta paling romantis di dunia bukanlah kisah Layla dan Majenun dalam narasi puitik Nizami. Apalagi imajinasi Shakespeare tentang Romeo dan Juliet. Namun, kisah cinta dua orang manusia biasa di dunia nyata yang menikah kemudian menjalani hidup dengan sederhana bersama-sama hingga memiliki anak. Anak-anak yang lupa, bahwa kisah cinta paling indah di dunia adalah segala hal tentang kedua orangtua yang telah melahirkan dan membesarkan mereka: kita semua."    

Tapi, saya sebagai seorang perempuan merasa; kok, kayaknya kurang lengkap ya kalau buku Rumah Tangga ini hanya ditulis berdasaarkan sudut pandang Fahd Pahdepie sebagai seorang pria. Ya... saya berharap suatu saat nanti mungkin Kang Fahd berkenan menulis buku yang sama berdasarkan sudut pandang Teh Rizqa sebagai seorang perempuan, istri dan juga ibu. 

Barangkali buku ini akan sangat cocok bagi pasangan muda yang sedang berada dalam langkah akan ataupun baru memulai kehidupan rumah tangga, tapi kurang suka dinasihati dan digurui dengan petuah-petuah teoretis. Mungkin buku ini akan membuat mereka ingin segera menuju pernikahan. Namun, tidak ada salahnya juga bagi mereka yang sudah lama berumah tangga untuk membaca buku ini. Minimal, bisa menjadi bahan perenungan dan intropeksi untuk membangun keluarga yang lebih sakinah, mawaddah, warrahmah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: No Place Like Home

Review: Blue Heaven Karya Mahir Pradana

Review: Sepotong Hati Yang Baru karya Tere Liye