Resensi: Belajar Menghadapi Masalah dan Menerima Kenyataan



Dimuat di Radar Sampit edisi Minggu 29 April 2018



Judul: Peony's World
Penulis: Kezia Evi Wiadji
Penyunting: Jia Effendi
Penyelaras aksara: Aprilia Wirahma
Penata letak: Astrid Arastazia
Ilustrasi: Siera Aine
Desain sampul: Amanda M.T. Castilani
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Cetakan: Pertama, September 2017
Tebal: 236 halaman
ISBN: 978-602-394-906-9



Bagi sebagian orang, terlahir dengan kemampuan khusus yang jarang dimiliki orang lain mungkin merupakan suatu kebanggaan. Namun, tak jarang juga mereka merasa terganggu bahkan terancam oleh dampak negatif yang diterimanya. Begitu pula halnya dengan tokoh utama dalam novel ini.

Bercerita tentang Peony, biasa dipanggil Ony, adalah seorang gadis yang sejak lahir memiliki bakat istimewa. Ia bisa menapaki dua dunia, dunia nyata dan dunia ciptaannya. Awalnya, bakat tersebut sempat menyulitkan Ony. Namun, lambat laun Ony mampu mengendalikan kemampuannya dan menjadikannya sebagai sarana hiburan.

Hidup Ony terasa sempurna karena ia tak pernah kekurangan kasih sayang dari kedua orangtuanya, terutama dari mamanya, Sandra. Ada juga Lola, sahabat yang sangat memedulikannya, tapi kadang juga menjengkelkan. Ditambah lagi dengan Jovan, sang kekasih yang selalu melindunginya. Setiap kali Ony merasa jenuh, ia akan berpindah tempat ke dunia ciptaannya, entah seorang diri ataupun mengajak orang-orang terdekatnya itu.

Namun, hidup memang tak pernah selamanya indah. Seluruh kebahagian yang Ony rasakan direnggut oleh sebuah insiden yang menewaskan Jovan. Ony sangat terpukul dan menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian Jovan. Ia mengurung diri di dalam kamar, enggan beranjak ke mana pun termasuk ke dunia ciptaannya.

Hingga saat Ony berniat mengenang Jovan di dunia ciptaannya, ia justru benar-benar bertemu Jovan dalam wujud yang berbeda. Kebahagiaan kembali terpancar dari wajah Ony, yang membuat mamanya dan Lola terheran-heran. Sejak saat itu, tanpa sepengetahuan siapa pun, tak ada hari-hari Ony yang terlewati tanpa perjumpaan dan perbincangan bersama Jovan.

Ony mulai melupakan kenyataan bahwa sebenarnya Jovan telah tiada dan hidup di alam yang berbeda dengannya. Meski demikian, masih ada yang mengganjal di hatinya. Ony belum mengerti mengapa Jovan bisa terjebak di dunia ciptaannya. Jovan bahkan melarangnya berpindah tempat pada waktu tertentu.

Karena didorong oleh kerinduannya kepada Jovan sekaligus penasaran, suatu hari Ony nekat melanggar larangan Jovan. Dan, Ony tak menduga bahwa selama ini Jovan tidak sendirian. Di sana Ony bertemu sosok roh mengerikan yang ternyata tengah mengincar nyawanya. Beruntung, kala itu Jovan masih mampu melindunginya.

“Kadangkala kejahatan yang menemukan kita, meskipun kita telah menjaga diri dengan baik.”

Ony terpaksa menceritakan semuanya kepada sang mama, Lola dan kekasihnya, Justin. Mereka berempat, dibantu oleh Jovan, segera mencari informasi terkait roh mengerikan di dunia ciptaan Peony. Masalah tersebut ternyata justru menuntun mereka pada buku tua dan kisah keramat di dalamnya.

Sandra akhirnya memutuskan untuk melawan roh jahat itu. “Kalau kamu menghindar, ya bakalan begini terus.” (hal. 190) Dan selama menyusun rencana, Ony merasa lega karena kemungkinan besar ia akan segera bebas dari intaian roh jahat, dan Jovan juga bisa hidup tenang di tempat yang semestinya. Namun di sisi lain, Ony belum siap kehilangan Jovan untuk kedua kalinya.

Sebelumnya, Kezia Evi telah banyak menelurkan novel bertema romance-realis. Namun, kali ini beliau memberikan sentuhan yang berbeda dan tentunya pengalaman baru juga bagi penikmat karya-karyanya. Penulis mengangkat cerita fantasi yang cukup unik, asyik, sekaligus mendebarkan.

Gaya bahasanya yang ringan dan lucu khas remaja mampu membantu pembaca masuk ke dunia ciptaan Peony dan merasa nyaman menyimak cerita hingga akhir. Alur yang digunakan pun membuat pembaca penasaran dan ikut menebak berbagai teka-teki di dalam dunia Peony.

Meski bercerita tentang dunia khayalan, tetap banyak nilai-nilai kebaikan yang patut diterapkan dalam kehidupan nyata, salah satunya adalah tentang keberanian menghadapi suatu masalah. Membiarkan masalah hanya akan membuatnya jadi berbuntut panjang dan hidup kita tidak akan pernah tenang.

Penulis juga memberi gambaran bahwa berani saja tidak cukup. Kita juga butuh pengetahuan tentang masalah yang kita hadapi, sehingga kita bisa mengatur strategi penyelesaiannya secara matang serta siap dengan berbagai resikonya.


Selain itu, novel ini juga mengingatkan kita agar lebih bisa menerima kenyataan dengan ikhlas. Tak perlu menyalahkan diri sendiri dan juga orang lain, apalagi hingga menaruh dendam. Novel yang layak untuk dibaca, menghibur dan mengandung berbagai pesan moral.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: No Place Like Home

Review: Sepotong Hati Yang Baru karya Tere Liye

Review: Blue Heaven Karya Mahir Pradana